LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS
A.
Definisi
Diare adalah
Buang Air Besar encer lebih dari 3 kali sehari. (WHO, 1980)
Gastroenteritis
adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau berisiko mengalami
defekasi sering dengan feces cair atau feses tidak berbentuk. (Carpenito, 2007)
Gastroenteritis
atau diare adalah Buang Air Besar (defekasi) dengan jumlah feces yang lebih
banyak, dengan feces berbentuk cair/setengah padat dapat disertai frekuensi
yang meningkat.
B.
Etiologi
1. Faktor
infeksi
a. Infeksi
interal
Infeksi saluran
pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
1)
Infeksi bakteri
Vibrio, E. Coli, Salmonella,
Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas.
2)
Infeksi virus
Enterovirus: Virus Echo, Coxsackie,
Poliomyelitis
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.
3)
Infeksi parasit
Cacing: Ascaris, Trichuris,
Oxyuris, Strongyloide
Protozoa: Entamoeba hystolica,
Giardia lambilia, Trichomonas hominis
Jamur: Candida albicanas
b. Infeksi
parenteral
Infeksi di luar
alat pencernaan makanan, seperti: Otitis Media Akut (OMA),
tonsillitis/tonsilofaringitis, bronchopneumonia, ensefalitis. Terutama terdapat
pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor
malabsorbsi
a. Malabsorbsi
karbohidrat
Disakarida
(intoleransi laktosa, maltose, dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering
adalah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi
lemak
c. Malabsorbsi
protein
3. Faktor
makanan
Makanan basi,
makanan beracun, dan alergi terhadap makanan.
4. Faktor
psikologis
Rasa takut dan
cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)
C.
Manifestasi Klinis
Gejala awal anak
menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang
atau tidak ada, kemudian timbul diare feces makin cair, mungkin mengandung
darah atau lender, warna feces berubah menjadi kehijau – hijauan karena
tercampur empedu, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena feces menjadi asam
akibatnya banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak
dapat diabsorbsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah
dehidrasi diare. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit
terjadilah gejala dehidrasi, berat badan menurun pada bayi, ubun – ubun besar
dan cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lender mulut dan bibir
menjadi kering.
Gejala klinis
sesuai tingkat dehidrasi adalah sebagai berikut:
1. Ringan
(kehilangan 2,5% BB)
Kesadaran compos
mentis, nadi kurang dari 120 kali permenit, pernapasan biasa, ubun – ubun besar
dan agak cekung, mata agak cekung, turgor dan tonus biasa, mulut kering.
2. Sedang
(kehilangan 6,9% BB)
Kesadaran gelisah,
nadi 120 – 140 kali permenit, pernapasan agak cepat, ubun – ubun besar dan agak
cekung, mata tampak cekung, turgor dan tonus agak berkurang, mulut kering.
3. Berat
(kehilangan >10% BB)
Kesadaran
apatis sampai koma, nadi lebih dari 140 kali permenit, pernapasan kuamaul, ubun
– ubun besar dan cekung sekali, turgor dan tonus kurang sekali, mulut kering,
sianosis.
D.
Patofisiologi
Menurut
Ngastiyah, 2006 dan Mansjoer, 2000, yaitu:
1.
Gangguan osmotic yaitu akibat adanya
makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic
dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
dalam rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan
sehingga akan timbul diare.
2.
Gangguan sekresi akibat rangsangan
tertentu (misal toksik) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air
dan elektrolit ke dalam rongga usus selanjutnya terjadi diare.
3.
Gangguan motilitas usus yaitu
hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Sebaliknya peristaltic usus menurun akan menyebabkan
bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya timbul diare.
4.
Factor infeksi virus, bakteri, dan
parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang tercemar,
tertelan lalu masuk ke dalam lambung yang akan dinetralisir oleh asam lambung.
Mikroorganisme akan mati atau bila jumlahnya banyak maka aka nada yang lolos
sampai usus duabelas jari (duodenum) dan akan berkembangbiak di usus halus.
Bakteri memproduksi enzim mucinosa yang mana mencairkan cairan lendir sel
epitel. Di dalam membrane bakteri mengeluarkan sehingga penyerapan makanan/air
terganggu, terjadilah hipersekresi sehingga timbul diare.
5.
Factor non infeksi (malabsorbsi)
merupakan makanan yang tidak dapat diserapoleh lambung yang terdapat
keseimbangan mikrofa melalui proses fermentasi, mikrofa usus metabolism
berbagai macam substrat terutama komponen dari diet dengan hasil aakhir asam
lemak dan gas sehingga tekanan osmotic dari rongga usus meningkat dan terjadi
perpindahan cairan dari rongga usus yang berakibat mobilitas usus meningkat
sehingga menimbulkan diare.
E.
Pathways
Masuk &
berkembangbiak Tekanan osmotic toksik tidak dapat
DIARE
|
Kurang pengetahuan
|
Gangguan Nutrisi
|
Gangg. Integritas kulit
|
Hipertermi
|
Gangg. Keseimbangan cairan &
elektrolit
|
F.
Pemeriksaan Penunjang
Menurut
Manjoer, 2000, yaitu:
1.
Pemeriksaan tinja
a.
Makroskopis dan mikroskopis
b.
pH dan kadar gula jika diduga ada
intoleransi gula (sudar intolerance)
c.
Biakan kuman dan unji resistensi
2.
Pemeriksaan darah
a.
Darah perifer lengkap
b.
Analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang)
c.
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin
darah untuk mengetahui faaf ginjal
d.
Duodenal intubation, untuk mengetahui
kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik
G.
Komplikasi
Menurut
Ngastiyan, 2006, yaitu:
1.
Dehidrasi (ringan, sedang, berat,
hipotonik, atau hipertonik)
2.
Renjatan hipovolemik
3.
Hipokalemia (dengan gejala meteorismus,
hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan elektrodiogram)
4.
Hipoglikemia
5.
Intoleransi sekunder skibat kerusakan
vili mukosa usus dan defisiensi enzim lactase
6.
Kejang, terjadi pada dehidrasi
hipertonik
7.
Malnutrisi energy protein (akibat muntah
dan diare, jika lama atau kronik)
H.
Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah,
2006, yaitu:
1. Pemberian
cairan pada diare dengan memperhatikan derajad dehidrasinya dan keadaan umum:
a. Belum
ada dehidrasi
1) Oral
sebanyak anak mau minum atau 1 gelas setiap diare
2) Parenteral
dibagi rata dalam 24 jam
b. Dehidrasi
ringan
1)
1 jam pertama: 25 – 50 CC/Kg BB/oral
atau intragastrik
2)
Selanjutnya: 50 – 100 CC/Kg BB/hari
c. Dehidrasi
sedang
1)
1 jam pertama: 25 – 50 CC/Kg BB/oral
intragastrik
2)
Selanjutnya: 125 ml/Kg BB/Hari
d. Dehidrasi
berat
Untuk anak 1 bulan sampai 2 tahun dengan BB 3 – 10
Kg
1) 1
jam pertama: 40 ml/Kg BB/jam atau 10 tetes/Kg BB/menit (dengan infuse 15 tetes)
atau 13 tetes/Kg BB/menit (dengan infuse 1 ml = 20 tetes)
2) 7
jam kemudian: 12 ml/Kg BB/jam atau 3 tetes/Kg BB/menit (dengan infuse 1 ml = 15
tetes)
3) 16
jam berikutnya: 125 ml/Kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/Kg BB/menit
(1 ml = 20 tetes)
2. Penobatan
dietetic
a. Untuk
anak di bawah 1 tahun dan anakan di atas 1 tahun dengan BB < 7 Kg, jenis
makanan yang diberikan yaitu:
1) Susu
(ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak
jenuh, misalnya LLM, almiron)
2) Makanan
setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila tidak mau minum susu
karena di rumah tidak biasa.
3) Susu
khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan. Misalnya: susu yang
mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh.
b. Untuk
anak di atas 1 tahun dengan BB > 7 Kg, jenis makanannya: makanan padat,
cair, atau susu sesuai dengan kebiasaan di rumah
3. Obat
– obatan
Prinsip
pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan atau
tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa karbohidrat
lain )gula, air tajin, tepung beras)
a. Obat
anti sekresi
Asetoral: dosis 25 ml/tahun
(minimum 30mg)
Klorpromazin: dosis 0,5 – 1 mg/Kg
BB/hari
b. Obat
anti diare (kaolin, pectin, charcoal, tabonal
c. Antibiotic
I.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
pasien dan penanggung jawab
b. Keluhan
utama
c. Riwayat
penyakit sekarang
d. Riwayat
penyakit dahulu
e. Riwayat
kesehatan keluarga
f. Riwayat
kesehatan lingkungan
g. Pengkajian
dan focus (Doengoes, 2000)
1) Aktivitas
/ istirahat
Gejala:
kelemahan, kelelahan, malaise, cepat
lelah, insomnia, tidak tidur semalaman, merasa gelisah dan ansietas, pembatasan
aktivitas / kerja
2)
Sirkulasi
Tanda: takikardi, (respon terhadap demam,
dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri), kemerahan, area ekimosis (kekurangan
vitamin K), TD: hipotensi, termasuk postural, kulit/membrane mukosa (turgor
buruk, kering, lidah pecah – pecah), dehidrasi/malnutrisi
3)
Integritas ego
Gejala: ansietas, ketakutan, emosi, perasaan tak
berdaya/tak ada harapan, stress.
Tanda: menolak, perhatian menyempit, depresi.
4)
Eliminasi
Gejala: tekstur feces bervariasi dari bentuk lunak
sampai bau atau berair, episode diare berdarah tak dapat diperkirakan,
perdarahan per rectal, riwayat batu ginjal (dehidrasi)
Tanda: menurunnya bising usus, tak ada peristaltic
atau adanya peristaltic yang dapat dilihat, oliguria
5)
Makanan / cairan
Gejala: anoreksia, mual / muntah, penurunan BB,
tidak toleran terhadap diet
Tanda: penurunan lemak subkutan/massa otot,
kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk, membrane mukosa pucat, luka,
inflamasi rongga mulut
6)
Hygiene
Tanda: ketidakmampuan mempertahankan perawatan
diri, stomatitis kekurangan vitamin, bau badan
7)
Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin
hilang dengan defekasi)
Tanda:
nyeri tekan abdomen/defekasi
8)
Keamanan
Tanda: riwayat lupus eritematosus, anemia
metabolic, vaskulitis, peningkatan suhu 39,6 – 400C, alergi terhadap
makanan/produk susu (mengeluarkan histamine ke dalam usus dan mempunyai efek
inflamasi)
Gejala: lesi kulit (nyeri tekan, kemerahan, dan
membengkak)
9)
Seksualitas
Gejala: frekuensi menurun/menghindari aktivitas
seksual
10)
Interaksi social
Gejala: masalah hubungan/peran, ketidakmampuan aktif
dalam social
11)
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
Pertimbangan:
DRG menunjukkan rerata lama dirawat = 7,1 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan
program diet, obat dan dukungan psikologis
2. Diagnosa
keperawatan
Menurut Nanda,
2005 – 2006, yaitu:
a. Diare
b.d proses infeksi, makanan, psikologis
Batasan karakteristik:
1) BAB
> 3 kali sehari
2) Suara
usus hiperperistaltik
3) Nyeri
tekan
4) Kram
abdomen
5) Urgensi
b. Deficit
volume cairan b.d kehilangan cairan sekunder akibat diare
Batasan karakteristik:
1) Perubahan
status mental
2) Kelemahan
3) Haus
4) Penurunan
turgor kulit
5) Membrane
kulit kering
6) Peningkatan
denyut nadi, suhu tubuh
7) Kehilangan
BB secara tiba – tiba
8) Peningkatan
konsentrasi urine
c. Penurunan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorbsi nutrient
Batasan karakteristik:
1) BB
20% atau lebih di bawah ideal
2) Suara
usus hiperperistaltik
3) Enggan
untuk makan
4) Kenyang
secara mendadak setelah kemasukan makanan
5) Tonus
otot jelek
6) Perasaan
ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
7) Kehilangan
rambut yang cukup banyak (rontok)
d. Kerusakan
integritas kulit b.d iritasi kulit
Batasan karakteristik:
1) Gangguan
pada bagian tubuh
2) Kerusakan
lapisan kulit (dermis)
3) Rusaknya
permukaan kulit (epidermis)
e. Hipertermi
b.d penurunan sirkulasi
Batasan karakteristik:
1) Peningkatan
suhu tubuh di atas batas normal
2) Convulsi
(kejang)
3) Kulit
merah
4) Takikardi
5) Hangat
ketika disentuh
6) Takipnea
f. Kurang
pengetahuan b.d keterbatasan kognitif, kurang informasi yang adekuat
Batasan karakteristik:
1) Permintaan
informasi
2) Tidak
tepat dalam mengikuti pikiran atau intruksi
3) Tingkah
laku yang tidak tepat
4) Verbalisasi
masalah
3. Intervensi
a. Diagnosa
1
Tujuan : penurunan frekuensi BAB
< 3 kali/hari
Kriteria hasil:
1) Feses
mempunyai bentuk
2) Rectal
tidak terjadi iritasi
3) Tidak
mengalami diare
Intervensi:
1) Kaji
penyebab factor diare
Rasional: untuk mengetahui penyebab
dari diare
2) Turunkan
aktivitas fisik
Rasional: dapat menurunkan
peristaltic
3) Tingkatkan
pemenuhan kebutuhan cairan per oral
Rasional: untuk menggantikan cairan
per oral
4) Anjurkan
meningkatkan kebersihan
Rasional: untuk mencegah penyebaran
infeksi
5) Kolaborasi
pemberian terapi antibiotic
Rasional: untuk membunuh kuman dan
mencegah infeksi
b. Diagnosa
2
Tujuan: dapat terpenuhinya
kebutuhan cairan
Kriteria hasil:
1) Tidak
ada tanda – tanda dehidrasi
2) Turgor
kulit baik
3) Membrane
mukosa lembab
4) Tidak
ada rasa haus yang berlebihan
5) Tekanan
darah, nadi, suhu dalam batas normal
Intervensi:
1) Kaji
TTV
Rasional: untuk mengetahui respon
terhadap efek kehilangan cairan
2) Monitor
dan catat intake dan output
Rasional: untuk mengetahui jumlah
cairan yang masuk dan keluar
3) Berikan
wadah yang tidak biasa (cangkir berwarna, sedotan)
Rasional: untuk menarik dan
meningkatkan masukan cairan
4) Kolaborasi
pemberian cairan parenteral
Rasional: untuk mengganti cairan
yang hilang
c. Diagnosa
3
Tujuan: masalah nutrisi dapat
terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Adanya
peningkatan BB
2) Mempu
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
3) Tidak
terjadi penurunan BB
4) Menunjukkan
fungsi pengecapan bertambah
Intervensi:
1) Kaji
kebiasaan diit, masukan makanan saat ini, dan derajat kesulitan makanan
Rasional: untuk mengetahui
kebutuhan nutrisi yang diperlukan
2) Kaji
TTV
Rasional: indikasi respond an
status nutrisi
3) Anjurkan
makanan porsi sedang tapi sering
Rasional: meningkatkan masukan
nutrisi
4) Kolaborasi
dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
Rasional: untuk perencanaan diit
yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
d. Diagnosa
4
Tujuan: kulit tidak lecet, kulit
tidak kemerahan
Kriteria hasil:
1) Menunjukkan
penyembuhan luka tanpa komplikasi
2) Mampu
mengidentifikasi factor penyebab
3) Tidak
ada lesi pada kulit
Intervensi:
1) Kaji
keadaan kulit
Rasional: menunjukkan risiko
kerusakan
2) Identifikasi
tahap luka
Rasional: menentukan pengobatan
yang tepat
3) Cuci
area yang kemerahan dengan lembut menggunakan sabun ringan
Rasional: untuk mencegah terjadinya
kompilkasi
4) Tingkatkan
masukan karbohidrat dan protein
Rasional: untuk mempercepat
penyembuhan luka
e. Diagnosa
5
Tujuan: dapat mempertahankan suhu
tubuh dalam batas normal
Kriteria hasil:
1) Suhu
tubuh dalam batas normal
2) Badan
tidak panas
3) Tidak
ada perubahan warna kulit dan tidak pusing
Intervensi:
1) Kaji
TTV
Rasional: untuk mengetahui keaadaan
umum paisen
2) Berikan
kompres hangat
Rasional: panas cepat turun
3) Anjurkan
memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
Rasional: untuk mengurangi panas
4) Kolaborasi
pemberian obat antipiretik
Rasional: menurunkan suhu tubuh
f. Diagnosa
6
Tujuan:
menunjukkan peningkatan pemahaman kondisi selama tindakan perawatan.
Kriteria
hasil:
1) Mendeskripsikan
proses penyakit
2) Mendeskripsikan
factor penyebab
3) Menyebutkan
tanda dan gejala penyakit
4) Mendeskripsikan
tindakan menurunkan progresifitas
Intervensi:
1) Kaji
ulang pengetahuan pasien dan keluarga terhadap penyakit
Rasional:
mengidentifikasi pengetahuan keluarga terhadap penyakit yang dialami pasien
2) Berikan
informasi adekuat tentang proses penyakit. Prognosis, dan perawatan
Rasional: pemberian pendidikan kesehatan diharapkan
pengetahuan keluarga bertambah
3) Diskusi
perubahan gaya hidup yang bisa untuk mencegah komplikasi
Rasional: dapat mencegah terjadinya
komplikasi lebih lanjut
4) Diskusikan
tentang pilihan terapi atau perawatan
Rasional: meningkatkan keaktifan
keluarga dalam perawatan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito.
2007. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada
Praktik Klinis. Jakarta: EGC.
Doengoes.
2000. Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi.
Jakarta: EGC.
Ngastiyah.
2006. Perawatan Anak Sakit. Jakarta:
EGC.
http://google.com/
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
PADA An. F DENGAN DIARE
DEHIDRASI SEDANG
DI RUANG MAWAR PUSKESMAS BENDAN
A.
PENGKAJIAN
1.
Identitas
Klien
Tanggal pengkajian : 5 Juni 2013
Jam : 08.00 WIB
Initial
klien : An.F
Tanggal
lahir : 15
Desember 2012
Agama : Islam
Alamat : Jl.Sulawesi
Gg.I 20 Rt.001/II Bendan
Nama
ibu : Ny.B Nama Ayah :
Tn.N
Usia : 32
th Usia
Ayah : 36 th
Pendidikan
ibu : SD Pendidikan
Ayah : SMP
Pekerjaan
ibu : IRT Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Agama
ibu : Islam Agama Ayah : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status
Perkawinan : Kawin Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl.Sulawesi
Gg.I 20 Rt.001/II Bendan
2.
Riwayat
Kesehatan
a.
Keluhan utama
Ibu klien
mengatakan klien BAB cair tanpa ampas sudah 5 kali dalam satu hari.
b.
Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang
bersama orangtuanya ke IGD Puskesmas Bendan tanggal 5 Juni 2013 pukul 07:30 WIB
dengan keluhan BAB cair tanpa ampas 5 kali, muntah > 5 kali sehari
sudah 2 hari, S:38C, keadaan umum lemah, klien
tidak nafsu makan, badan lemas
2 hari, kemudian klien dibawa ke Puskesmas Bendan dan dirawat
inap ruang Mawar I Puskesmas Bendan.


c.
Riwayat kesehatan dulu
Ibu klien
mengatakan klien baru pertama kali menderita penyakit seperti sekararang,
sebelumnya klien hanya batuk dan pilek.
d.
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien
mengatakan tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien.
Keluarga klien juga tidak ada yang menderita penyakit menurun ataupun menular.
e.
Genogram
![]() |
|||
![]() |
Keterangan:




f.
Riwayat prenatal, intranatal, dan postnatal
Anak
ke
|
Usia
sekarang
|
Jenis
persalinan
|
Penolong
|
Keterangan
|
1
|
11
tahun
|
Normal
|
Bidan
|
Hidup
|
2
|
6
bulan
|
Normal
|
Bidan
|
Hidup
|
g.
Riwayat
tumbuh kembang
Menurut
keterangan ibu klien, klien pada usia 3 bulan sudah bisa tengkurap dan selalu
aktif bergerak.
h.
Riwayat sosial/pola asuh
Klien dari lahir
sudah diasuh oleh ibunya dalam keluarga yang terdiri dari ayah dan saudara
perempuan klien.
i. Riwayat
imunisasi
Menurut
keterangan ibu klien, klien sudah diberi imunisasi Hepatitis pada baru lahir, BCG
umur 1 bulan, Polio 1 pada umur 1 bulan.
3.
Data
Umum Kesehatan Saat ini
a.
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 37,60C
Nadi : 104 x/menit
RR :
30 x/menit
BB sebelum sakit : 6,1
kg
BB selama sakit : 5,7 kg
Lingkar kepala : 37
cm
b.
Kepala
1.
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
2.
Kepala :
Mesosefal, sutura agak cekung
3.
Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak
ikterik, mata cekung
4.
Hidung :
Tidak ada secret
5.
Mulut :
Mukosa bibir lembab, lidah terlihat kotor
6.
Telinga :
Simetris, tidak ada serumen
c.
Dada :
Simetris
d. Abdomen
Inspeksi :
abdomen bersih, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada massa, turgor
sedang
Auskultasi :
Hiperperistaltik dengan frekuensi 36 kali/menit
Perkusi :
Hipertympani
e.
Genetalia : Anus kemerahan
f.
Ekstremitas
Atas : Terpasang infuse RL 20
tpm di tangan sebelah kiri
Bawah : Tidak ada oedema, turgor
kulit sedang
4.
Pola
Fungsional
a.
Manajemen Kesehatan
Ibu klien
mengatakanklien BAB cair sudah 5 kali
dalam 1 hari dan konsistensi
encer tanpa ampas.
b.
Eliminasi
Sebelum sakit :
BAB 1 kali/hari, konsistensi padat
BAK
5 – 6 kali/hari
Selama sakit : BAB 5 kali/hari , konsistensi cair
tanpa ampas
BAK 3 kali/hari
c.
Nutrisi dan cairan
Sebelum
sakit : Klien
sudah tidak minum ASI sejak
umur 4 bulan dan diganti dengan susu formula SGM I, makan nasi pisang
dihaluskan dan bubur tepung 3 kali/hari.
Selama
sakit : Pasien
minum susu formula SGM LLM, makan bubur serelac, nafsu makan menurun.
d.
Istirahat dan tidur
Sebelum
sakit : Malam hari 9 jam, Siang hari
3 jam
Selama sakit : Malam hari 5 jam, Siang hari 2 jam, sering
terbangun dan rewel
e.
Mobilisasi dan latihan
Sebelum
sakit : Klien selalu aktif bergerak
dan ceria
Selama
sakit : Klien
sering menangis, keadaan lemah, geraknya terbatas karena terpasang infus
f.
Persepsi sensori dan kognitif
Ibu klien
mengatakan kurang mengerti
dengan penyakit yang dialami anaknya.
g.
Hubungan dan peran
Pasien lebih
dekat dengan ibunya, pasen kurang kooperatif dengan tindakan perawat.
h.
Mekanisme koping dan stress
Keluarga klien
menerima penyakit yang dialami klien.
i.
Spiritual/keyakinan
Keluarga klien
selalu beribadah rutin dan berdoa untuk kesehatan anaknya.
5.
Therapy
Dokter
a.
Infus RL
(infus mikro) 20 tpm
b.
Injeksi Gentamicin 3 x 12,5 mg
c.
Cotrimoxazole syrup 2 x 1
cth
d.
Termagon Syrup ½
sendok teh per 4 jam
e.
Antacid 3 x 1/5
f.
B6 3 x 1/5
g.
Dexamethason 3 x 1/5
h.
Kanina syrup 3 x 1/3
cth
6.
Pemeriksaan
Penunjang
Tanggal 5 Juni 2013
No.CM : 005533
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Satuan
|
Nilai
normal
|
Hemoglobin
|
7,9
|
gr/dL
|
L : 14-18 P :
12-16
|
Leukosit
|
8100
|
/mm3
|
5000-10000
|
Hematokrit
|
22
|
/vol%
|
L : 40-48 P :
37-43
|
Trombosit
|
228000
|
/mm3
|
150000-450000
|
Salmonella
typhi
|
-
|
|
|
Salmonella
typhi
|
-
|
|
|
Salmonella
typhi
|
-
|
|
|
7.
Analisa Data
No.
|
Data fokus
|
Etiologi
|
Problem
|
1.
|
DS : Ibu klien mengatakan klien BAB cair
![]()
DO : KU klien lemah, Bising usus hiperperistaltik (36 kali/menit),
turgor kulit sedang.
Balance cairan :
Input
Minum:200ml
Makan:300ml
AM: 168ml
![]()
1168cc
Output
Muntah: 300ml
Urin: 200ml
BAB: 500ml
IWL:85ml+200(38-36,8C)=325ml
![]()
Balance
cairan=input-output
= 1168ml - 1325ml
= -157ml
|
Output
berlebih
|
Defisit
volume cairan dan elektrolit
|
2.
|
DS : Ibu klien mengatakan daerah
sekitar anus klien kemerahan
DO : Anus terlihat kemerahan dan lecet
|
Iritasi
kulit
|
Risiko
infeksi
|
3.
|
DS : Ibu klien mengatakan anaknya
demam
DO : Suhu 380C, hangat
ketika disentuh.
IWL:85ml+200(38-36,8C)=325ml
|
Penurunan
sirkulasi
|
Hipertermi
|
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan output berlebih
2.
Risiko Infeksi berhubungan dengan iritasi kulit
3.
Hipertermi
berhubungan dengan penurunan sirkulasi
C.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
|
Hari/
Tanggal
|
Dx
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Paraf
|
1.
|
Rabu, 5/6/2013
|
1
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x
24 jam diharapkan klien
mengalami penurunan frekuensi BAB dengan kriteria hasil :
1.
Tidak mengalami diare, frekuaensi BAB < 3 kali/hari
2.
Feses padat dan lunak
3.
Muntah berkurang/berhenti
|
1.
Observasi dan catat frekuensi
defekasi, karakteristik, jumlah, dan factor pencetus
2.
Tingkatkan
tirah baring
3.
Tingkatkan pemenuhan kebutuhan cairan oral/oralit 100
CC/BAB
4.
Anjurkan meningkatkan kebersihan botol susu
5.
Monitor bising usus
6.
Diberikan terapi dokter.
|
|
2.
|
Rabu, 5/6/2013
|
2
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x
24 jam diharapkan kulit anus
tidak lecet dan tidak kemerahan dengan kriteria hasil :
1.
Anus tidak terjadi iritasi
2.
Tidak ada lesi pada kulit
3.
Menunjukkan penyembuhan luka tanpa komplikasi
|
1. Kaji keadaan kulit
2. Identifikasi tahap perkembangan luka
3. Cuci area yang kemerahan dengan lembut menggunakan
sabun ringan
4. Tingkatkan masukan karbohidrat dan protein
5. Perawatan
pada area luka
|
|
3.
|
Rabu,
5/6/2013
|
3
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan klien dapat
mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan criteria hasil:
1. Suhu
tubuh normal, 360C – 370C
2. Badan
tidak panas
|
1.
Kaji tanda – tanda vital
2.
Berikan kompres hangat
3.
Anjurkan pakai pakaian tipis dan
menyerap keringat
4.
Anjurkan untuk banyak minum
![]()
5.
Diberikan terapi dokter
|
|
D. IMPLEMENTASI
No
|
Hari/
Tanggal
|
Dx
|
Tindakan
|
Respon klien
|
Paraf
|
1.
|
Rabu, 5/6/2013
11:00
|
1
|
1. Mencatat
frekuensi BAB, Karakteristik, jumlah, dan factor pencetus
2. Meningkatkan
tirah baring
3. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan cairan oral/oralit
100 CC/BAB
4. Menganjurkan meningkatkan kebersihan
5. Memberikan
obat sesuai indikasi
|
S:-
O:BAB > 5
kali/hari, konsistensi cair tanpa ampas, terjadi karena malabsorbsi usus
S:Ibu klien mau menjaga kebersihan
O:-
S:-
O:Infus RL (infus
mikro) 20 tpm; Injeksi IV
gentamicin 12,5 mg; Cotrimosazole syrup 2 x 1 cth;
Antacid 3 x 1/5 cth; B6 3 x 1/5 cth; Kanina syrup 3 x 1/3 cth
|
|
2.
|
Rabu, 5/6/2013
11:30
|
2
|
1. Mengkaji keadaan kulit
2. Mengidentifikasi tahap perkembangan luka
3. Mencuci area yang kemerahan dengan lembut menggunakan sabun
ringan
4. Meningkatkan masukan karbohidrat dan protein
5. Melakukan
perawatan pada area luka dengan mengoleskan salep/baby oil pada area luka
|
S:-
O:Anus kemerahan, lecet
S:-
O:Luka local sekitar anus
S:Ibu klien mau membersihkan area luka
O:-
|
|
3.
|
Rabu,
5/6/2013
12:10
|
3
|
1. Mengkaji
tanda – tanda vital
2. Memberikan
kompres hangat
3. Menganjurkan
kepada klien untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
4. Menganjurkan
untuk banyak minum
5. Memberikan
obat sesuai indikasi
|
S:-
O: S: 380C,
N: 104 kali/menit, RR: 30 kali/menit
O:Klien kooperatif
S:Klien minum 600
CC/hari
O:Pemberian Termagon
syrup ½ cth/4jam
|
|
4.
|
Kamis, 6/6/2013
08:00
|
1
|
1.
Mencatat frekuensi BAB,
Karakteristik, jumlah
2.
Meningkatkan tirah baring
3.
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan cairan oral/oralit
100 CC/BAB
4.
Menganjurkan meningkatkan kebersihan
5. Memberikan
obat sesuai indikasi
|
S:-
O:BAB > 5
kali/hari, konsistensi cair tanpa ampas, terjadi karena malabsorbsi usus
S:Ibu klien mau menjaga kebersihan
O:-
S:-
O:Infus RL (infus
mikro) 20 tpm; Injeksi IV
gentamicin 12,5 mg; Cotrimosazole syrup 2 x 1 cth;
Antacid 3 x 1/5 cth; B6 3 x 1/5 cth; Kanina syrup 3 x 1/3 cth
|
|
5
|
Kamis, 6/6/2013
11:00
|
2
|
1. Mengkaji keadaan kulit
2. Mengidentifikasi tahap perkembangan luka
3. Mencuci area yang kemerahan dengan lembut menggunakan sabun
ringan
4. Meningkatkan masukan karbohidrat dan protein
5. Melakukan
perawatan pada area luka dengan mengoleskan salep/baby oil pada area luka
|
S:-
O:Anus kemerahan, lecet
S:-
O:Luka local sekitar anus
S:Ibu klien mau membersihkan area luka
O:-
|
|
6
|
Kamis, 7/6/2013
13:00
|
3
|
1. Mengkaji
tanda – tanda vital
2. Memberikan
kompres hangat
3. Menganjurkan
kepada klien untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
4. Menganjurkan
untuk banyak minum
5. Memberikan
obat sesuai indikasi
|
S:-
O: S: 380C,
N: 104 kali/menit, RR: 30 kali/menit
O:Klien kooperatif
S:Klien minum 600
CC/hari
O:Pemberian Termagon
syrup ½ cth/4jam
|
|
7
|
Jumat, 8/6/2013
08:00
|
1
|
1.
Mencatat frekuensi BAB,
Karakteristik, jumlah
2.
Meningkatkan tirah baring
3.
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan cairan oral/oralit
100 CC/BAB
4.
Menganjurkan meningkatkan kebersihan
5. Memberikan
obat sesuai indikasi
|
S:-
O:BAB 4 kali/hari,
konsistensi cair tanpa ampas, terjadi karena malabsorbsi usus
S:Ibu klien mau menjaga kebersihan
O:-
S:-
O:Infus RL (infus
mikro) 20 tpm; Injeksi IV
gentamicin 12,5 mg; Cotrimosazole syrup 2 x 1 cth;
Antacid 3 x 1/5 cth; B6 3 x 1/5 cth; Kanina syrup 3 x 1/3 cth
|
|
8
|
Jumat, 8/6/2013
11:00
|
2
|
1. Mengkaji keadaan kulit
2. Mengidentifikasi tahap perkembangan luka
3. Mencuci area yang kemerahan dengan lembut menggunakan sabun
ringan
4. Meningkatkan masukan karbohidrat dan protein
5. Melakukan
perawatan pada area luka dengan mengoleskan salep/baby oil pada area luka
|
S:-
O:Anus kemerahan, lecet
S:-
O:Luka local sekitar anus
S:Ibu klien mau membersihkan area luka
O:-
|
|
9
|
Jumat, 8/6/2013
13:00
|
3
|
1. Mengkaji
tanda – tanda vital
2. Memberikan
kompres hangat
3. Menganjurkan
kepada klien untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
4. Menganjurkan
untuk banyak minum
5. Memberikan
obat sesuai indikasi
|
S:-
O: S: 37,60C,
N: 104 kali/menit, RR: 30 kali/menit
O:Klien kooperatif
S:Klien minum 600
CC/hari
O:Pemberian Termagon
syrup ½ cth/4jam
|
|
E. EVALUASI
No.
|
Hari/
Tanggal
|
Dx
|
Catatan Perkembangan
|
Paraf
|
|
1.
2.
3.
|
Rabu,
5/6/2013
14:00
Kamis,
6/6/2013
14:00
Jumat,
7/6/2013
14:00
|
1
|
S:
Ibu klien mengatakan klien masih BAB
O:
BAB > 5 kali/hari, konsistensi cair tanpa ampas KU:lemah, Bising usus:36 kali/menit),
turgor kulit sedang.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
S:
Ibu klien mengatakan klien masih BAB
O:
BAB > 5 kali/hari, konsistensi cair tanpa ampas
KU:lemah, Bising usus:36 kali/menit),
turgor kulit sedang.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
S:
Ibu klien mengatakan klien masih BAB
O:
BAB 4 kali/hari, konsistensi cair tanpa ampas
KU:lemah, Bising usus:36 kali/menit),
turgor kulit sedang.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
Rujukan
ke RSUD Bendan
|
|
|
4.
5.
6.
|
Rabu,
5/6/2013
14:00
Kamis,
6/6/2013
14:00
Jumat,
7/6/2013
14:00
|
2
|
S:
Ibu klien mengatakan daerah sekitar anus masih kemerahan
O:
Anus terlihat kemerahan dan lecet
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
S:
Ibu klien mengatakan daerah sekitar anus masih kemerahan
O:
Anus terlihat kemerahan dan lecet
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
S:
Ibu klien mengatakan daerah sekitar anus masih kemerahan
O:
Anus terlihat kemerahan dan lecet
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
Rujukan
ke RSUD Bendan
|
|
|
7.
8.
9.
|
Rabu,
5/6/2013
14:00
Kamis,
6/6/2013
14:00
Jumat,
7/6/2013
14:00
|
3
|
S:
Ibu klien mengatakan anaknya masih demam
O:
Suhu 380C, hangat ketika disentuh.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
S:
Ibu klien mengatakan anaknya masih demam
O:
Suhu 380C, hangat ketika disentuh
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
S:
Ibu klien mengatakan anaknya masih demam
O:
Suhu 37,60C, hangat ketika disentuh
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
Rujukan
ke RSUD Bendan
|
|
|
makasihh
BalasHapus